Bisnis 100% Tanpa Modal
 

1 Mei 2013

12 Lagu Anak-Anak Yang Menyesatkan 0


Ternyata lagu anak-anak yang populer banyak mengandung kesalahan, mengajarkan kerancuan, dan menurunkan motivasi. Berikut buktinya:

1. “Balonku ada 5… rupa-rupa warnanya… merah, kuning, kelabu.. merah muda dan biru… meletus balon hijau, dorrrr!!!” Perhatikan warna-warna kelima balon tsb., kenapa tiba2 muncul warna hijau ? Jadi jumlah balon sebenarnya ada 6, bukan 5!

2. “Aku seorang kapiten… mempunyai pedang panjang… kalo berjalan prok..prok.. prok… aku seorang kapiten!” Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait kedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsistensi) . Harusnya dia tetap konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia bernyanyi : “mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)… kalo berjalan prok..prok.. prok..” nah, itu baru klop! jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi : “mempunyai pedang panjang… kalo berjalan ndul..gondal. .gandul.. atau srek.. srek.. srek..” itu baru sesuai dg kondisi pedang panjangnya! 

3. “Bangun tidur ku terus mandi.. tidak lupa menggosok gigi.. habis mandi ku tolong ibu.. membersihkan tempat tidurku..” Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur. Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!

 4. “Naik-naik ke puncak gunung.. tinggi.. tinggi sekali.. kiri kanan kulihat saja.. banyak pohon cemara.. 2X” Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yg tajam mendaki lalu jadi bingung dan gak tau mau ngapain, bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan aja, gak maju2! 

 5. “Naik kereta api tut..tut..tut. . siapa hendak turut ke Bandung .. Surabaya .. bolehlah naik dengan naik percuma.. ayo kawanku lekas naik.. keretaku tak berhenti lama” Nah, yg begini ini yg parah! mengajarkan anak-anak kalo sudah dewasa maunya gratis melulu. Pantesan PJKA rugi terus! terutama jalur Jakarta- Bandung dan Jakarta-Surabaya! 

6. “Di pucuk pohon cempaka.. burung kutilang berbunyi.. bersiul2 sepanjang hari dg tak jemu2.. mengangguk2 sambil bernyanyi tri li li..li..li.. li..li..” Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita yg sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit.. cuit..! kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang, bukan burung! 

7. “Pok ame ame.. belalang kupu2.. siang makan nasi, kalo malam minum susu..” Ini jelas lagu dewasa dan untuk konsumsi anak2! karena yg disebutkan di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil. Kalo anak kecil, karena belom boleh maem nasi, jadi gak pagi gak malem ya minum susu! 

 8. “nina bobo oh nina bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk” Anak2 indonesia diajak tidur dgn lagu yg “mengancam” 

9. “Bintang kecil dilangit yg biru…” Bintang khan adanya malem, lah kalo malem bukannya langit item? 

10. “Ibu kita Kartini…harum namanya.” Namanya Kartini atau Harum? 

11. “Pada hari minggu ku turut ayah ke kota. naik delman istimewa kududuk di muka.” Nah,gak sopan khan.. 

 12. “Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam, menanam jagung dikebun kita…” kalo mau nanam jagung, ngapain nyangkul dalam-dalam 
by : Image Hosted by ImageShack.us


7 April 2013

Seni Menghargai Hidup 0

Hidup itu rangkaian sirkum perputaran yang selalu berputar mengelilingi diri Terkadang seseorang bisa saja menjadi terbawah ketika roda bumi berputar ke bawah Sebagian yang lain bisa saja sedang menanjak terus naik tanpa terlihat puncak Sebagian lagi mungkin saja tetap di tengah dan tidak bergerak sendiri Di situasi apapun kita berada, kita mungkin akan dihadapkan tentang sebuah tentang pertanyaan tentang bagaimana menghargai hidup? Ketika pertanyaan ini bergulir mungkin kita akan sejenak diajak ke dalam alam pikir kita tentang apa saja yang sudah dilakukan untuk menghargai hidup kita sendiri. Ukuran apakah yang bisa membuat kita bisa terlihat menghargai hidup kita sendiri. Bagi saya, menghargai hidup itu ukurannya adalah bercermin Psikologi dalam bercermin biasanya akan memacu kita untuk menjadi yang terbaik Lihatlah bagaimana kita sibuk membetulkan dasi yang mungkin sedikit miring Atau bagi para wanita, mungkin akan sibuk menata riasannya mana kala ada sedikit riasan saja yang tidak pas 

Di depan cermin kita selalu ingin tampak baik dan memesona, bila ada cela sedikit kita akan segera memperbaikinya, bukan begitu? Maka bila mau jujur pada diri sendiri, menghargai diri itu semudah bercermin Lihatlah kekurangan dalam diri dan belajar memperbaiki diri dari hari ke hari Tak perlu takut mengakui kesalahan pada diri sendiri Toh hanya Sang Khalik dan diri kita saja yang tahu kesalahan-kesalahan diri kita kan? Selama kita memiliki kesadaran yang tinggi untuk terus memperbaiki diri sendiri Maka selama itulah kita bisa menghargai diri kita sendiri
by : Image Hosted by ImageShack.us


Kegagalan tidak seperti yang kita pikirkan 0

Tidak selamanya yang kita rencanakan terealisasi dengan baik, terkadang ada hal-hal mendasar yang tidak bisa terelakan ketika rancangan tersebut kemudian gagal dan tidak bisa terealisasi dengan baik. Berikut ini ada beberapa hal yang mungkin membuat rancangan kita tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita:
      
1. Kita tidak menyadari potensi kita sebenarnya

Memaksakan kehendak ingin menjadi sesuatu yang diinginkan memang baik, karena didalamnya terdapat upaya yang jelas untuk mewujudkannya. Namun ada banyak orang yang selalu gagal dalam bidang yang diinginkannya. Jangan pernah berpikir kita bisa meraih kesuksesan yang sama seperti orang lain. Ini adalah hal penting yang harus dipikirkan oleh semua orang, pada dasarnya kita tidak bisa meraih kesuksesan seperti orang lain karena zaman kita dengan orang lain pasti berbeda. Saya masih ingat bagaimana Indro "Warkop" berkata ketika diwawancara bahwa sebenarnya tidak ada lagi yang bisa menggantikan posisi Warkop, kalau bicara Warkop ya, Dono, Kasino dan Indro. Sama halnya dengan kesuksesan, kita tidak bisa menempel kesuksesan orang lain karena pada dasarnya kita punya jalan kesuksesan seperti orang lain, kalaupun ada kesamaan dalam jalan hidup, itu semata hanya karena kita terinspirasi dan berusaha mencari tahu kesamaan orang tersebut dengan diri kita. Jadi buat apa terlalu sibuk memikirkan seperti orang lain, bila kita sendiri sebenarnya tidak memiliki potensi yang sama dengan orang lain.  

2. Terlalu cepat menyerah

Gagal dalam banyak hal, selama ia tidak pernah berhenti untuk mencapainya, maka gagal itu sebenarnya tidak terjadi. Yang ada hanyalah proses pembelajaran. Ketika saya memilih menulis sebagai jalan hidup, saya kerap kali harus menerima banyak sekali ketidakberuntungan, bahkan saya pernah ditolak 4 kali berturut-turut dalam kurun waktu satu bulan untuk 4 naskah berbeda. Kalau saya berhenti mungkin saya sudah tidak menulis lagi. Dan terbukti pada tahun 2010 saya menulis kembali dan menelurkan enam buku. Jadi sebenarnya kita bisa bertanya pada diri sendiri, apakah kita menyerah terlalu cepat atau memang kita sedang berproses menuju kesuksesan seperti yang kita inginkan....  

3. Ada sesuatu yang lebih baik lagi menanti

Ketika salah satu karya saya mengalami penundaan yang cukup lama, saya kecewa karena sesuatu yang sudah saya kerjakan dengan maksimal ternyata tidak dihargai oleh pihak penerbit. Saya kemudian merasa diri saya sudah tidak berarti lagi, hingga kemudian terjebak pada pikiran yang mengungkung saya. Padahal setelah bersabar menunggu beberapa waktu, ternyata karya saya mendapat sambutan yang cukup baik di kalangan pembaca. Dari sini akhirnya saya belajar, bahwa kegagalan itu pada dasarnya mengajarkan seseorang untuk bersabar lebih, karena ada sebuah kehendak dari-Nya yang akan menjadikan kita jauh lebih baik dari pemikiran kita sebelumnya.  

4. Angkuh, hingga tidak sadar kita menjatuhkan diri sendiri

 Angkuh, hal inilah yang membuat seseorang kemudian terjatuh dan terpuruk pada kegagalan. Bisa jadi gagal adalah medium untuk menegur kita dari-Nya. Terkadang tanpa sadar kita selalu merasa bisa mengerjakan semuanya dengan baik, hingga akhirnya kita menganggap diri kita lebih dari orang lain. Padahal hal tersebut adalah jalan untuk tidak mendengarkan pendapat orang lain hingga akhirnya kita terjebak dalam sebuah situasi angkuh dan merasa orang lain tidak lebih baik dari diri kita. Kalau sudah begini jangan heran bila satu persatu orang kemudian meninggalkan kita dan tidak mempercayai diri kita lagi. Hingga kegagalan pun harus diterima dengan rasa pahit. Bila begini situasinya mungkin sudah saatnya kita bernafas sejenak memikirkan hal-hal yang sudah kita lakukan selama ini dan bagaimana kita membangun hubungan dengan orang-orang di sekitar kita....  

5. Terlalu sibuk memikirkan kecurangan orang lain dalam menggapai kesuksesan 

Tidak semua orang didunia ini berpikir jernih dan jujur dalam menggapai kesuksesan yang diinginkan, terkadang kita akan menemui orang-orang yang dengan segala upaya membuat dirinya sukses dengan cara culas. Menjatuhkan orang disekitarnya hingga mungkin menjual dirinya. Kalau kita terpaku pada cara seperti mereka, maka kita akan hanya terus terpaku pada kesuksesan dengan role model seperti mereka. Ingat point pertama, kita tidak bisa menyamakan jalan kesuksesan kita sama seperti orang lain, karena pada dasarnya kita punya jalan kesuksesan sendiri-sendiri. Jadi sekali lagi buat apa kita mendedikasikan waktu untuk memikirkan kecurangan orang lain, alangkah bijaksananya bila kita sibuk memikirkan karya dan kesuksesan diri kita sendiri. Tidak perlu kita berpikir orang lain banyak yang culas dalam berbisnis, satu hal yang pasti kita bisa menjadi sukses tanpa harus berbuat seperti mereka, bahkan mungkin kita bisa lebih hebat dari mereka.
by : Image Hosted by ImageShack.us


Air Minum di Gurun 0

Seorang pria tersesat di gurun pasir. Ia hampir mati kehausan. Akhirnya, ia tiba di sebuah rumah kosong. Di depan rumah tua tanpa jendela dan hampir roboh itu, terdapat sebuah pompa air. Segera ia menuju pompa itu dan mulai memompa sekuat tenaga. Tapi, tidak ada air yang keluar. Lalu ia melihat ada kendi kecil di sebelah pompa itu dengan mulutnya tertutup gabus dan tertempel kertas dengan tulisan,”Sahabat, pompa ini harus dipancing dengan air dulu.. Setelah Anda mendapatkan airnya, mohon jangan lupa mengisi kendi ini lagi sebelum Anda pergi.” Pria itu mencabut gabusnya dan ternyata kendi itu berisi penuh air. “Apakah air ini harus dipergunakan untuk memancing pompa? Bagaimana kalau tidak berhasil? Tidak ada air lagi. Bukankah lebih aman saya minum airnya dulu daripada nanti mati kehausan kalau ternyata pompanya tidak berfungsi? Untuk apa menuangkannya ke pompa karatan hanya karena instruksi di atas kertas kumal yang belum tentu benar?” Begitu pikirnya. Untung suara hatinya mengatakan bahwa ia harus mencoba mengikuti nasihat yang tertera di kertas itu, sekali pun berisiko. Ia menuangkan seluruh isi kendi itu ke dalam pompa yang karatan itu dan dengan sekuat tenaga memompanya. 

Benar!! Air keluar dengan melimpah. Pria itu minum sepuasnya. Setelah istirahat memulihkan tenaga dan sebelum meninggalkan tempat itu, ia mengisi kendi itu sampai penuh, menutupkan kembali gabusnya dan menambahkan beberapa kata di bawah instruksi pesan itu: “Saya telah melakukannya dan berhasil. Engkau harus mengorbankan semuanya terlebih dahulu sebelum bisa menerima kembali secara melimpah. PERCAYALAH!! Inilah kebenaran hukum alam.”
by : Image Hosted by ImageShack.us


16 November 2012

3 Perubahan kecil yang mendongkrak karir 0

Setiap orang tentu ingin memiliki karir yang gemilang. Kesuksesan menjadi buah paling manis dalam berkarir. Namun, adakah cara sederhana untuk meraihnya? Rick Smith, penulis buku motivasi The Leap: How 3 Simple Changes Can Propel Your Career from Good to Great akan membagi kiat suksesnya dalam meningkatkan karir. Penasaran? Berikut adalah perubahan kecil yang dapat mendongkrak karir, seperti dilansir Forbes. 1. Menentukan kekuatan Kenali kekuatan yang Anda miliki untuk meraih sebuah kesuksesan. Kekuatan itu akan menjadi modal awal untuk memulai karir. Ingat, manfaatkan kekuatan Anda semaksimal mungkin. Jangan pernah berfokus pada kelemahan Anda karena hanya akan menghambat kemajuan. 2. Menemukan gairah Setelah menentukan apa kekuatan Anda, mulai tumbuhkan gairah dalam bekerja di bidang yang telah Anda pilih. Dengan memupuk gairah tersebut, Anda telah menabung kesuksesan di masa depan. Bekerja tanpa gairah membuat Anda merasa stagnan dan cepat bodan. Berbeda ketika Anda benar-benar menyukai sesuatu yang sedang Anda kerjakan. 3. Menetapkan fokus Tetapkan fokus yang ingin Anda gapai. Dengan demikian, Anda tak lagi bingung kemana Anda harus melangkah. Memulai karir memang bukan hal yang mudah, tetapi tetap harus dicoba dong. Hidup penuh tantangan itu indah, kawan. Hidup kan cuma sekali! Meraih cita-cita yang diimpikan menjadi dambaan setiap orang. Meski banyak aral melintang, semangat juang tidak boleh padam. Maju terus pantang mundur!
by : Image Hosted by ImageShack.us


10 Agustus 2012

Sifat Kepiting 0

Mungkin banyak yang tahu wujud kepiting, tapi tidak banyak yang tahu sifat kepiting. Semoga Anda tidak memiliki sifat kepiting yang dengki.

Di Filipina, masyarakat pedesaan gemar sekali menangkap dan memakan kepiting sawah.

Kepiting itu ukurannya kecil namun rasanya cukup lezat. Kepiting-kepiting itu dengan mudah ditangkap di malam hari, lalu dimasukkan ke dalam baskom/wadah, tanpa diikat.

Keesokkan harinya, kepiting-kepiting ini akan direbus dan lalu disantap untuk lauk selama beberapa hari. Yang paling menarik dari kebiasaan

ini, kepiting-kepiting itu akan selalu berusaha untuk keluar dari baskom, sekuat tenaga mereka, dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat.

Namun seorang penangkap kepiting yang handal selalu tenang meskipun hasil buruannya selalu berusaha meloloskan diri.

Resepnya hanya satu, yaitu si pemburu tahu betul sifat si kepiting.

Bila ada seekor kepiting yang hampir meloloskan diri keluar dari baskom, teman-temannya pasti akan menariknya lagi kembali ke dasar.

Jika ada lagi yang naik dengan cepat ke mulut baskom, lagi-lagi temannya akan menariknya turun… dan begitu seterusnya sampai akhirnya tidak ada yang berhasil keluar.

Keesokan harinya sang pemburu tinggal merebus mereka semua dan matilah sekawanan kepiting yang dengki itu.

Begitu pula dalam kehidupan ini… tanpa sadar kita juga terkadang menjadi seperti kepiting-kepiting itu.

Yang seharusnya bergembira jika teman atau saudara kita mengalami kesuksesan kita malahan mencurigai, jangan-jangan kesuksesan itu diraih

dengan jalan yang nggak bener.

Apalagi di dalam bisnis atau hal lain yang mengandung unsur kompetisi, sifat iri, dengki, atau munafik akan semakin nyata dan kalau tidak segera kita sadari tanpa sadar kita sudah membunuh diri kita sendiri.

Kesuksesan akan datang kalau kita bisa menyadari bahwa di dalam bisnis atau persaingan yang penting bukan siapa yang menang, namun terlebih penting dari itu seberapa jauh kita bisa mengembangkan diri kita seutuhnya.

Jika kita berkembang, kita mungkin bisa menang atau bisa juga kalah dalam suatu persaingan, namun yang pasti kita menang dalam kehidupan ini.

Pertanda seseorang adalah ‘kepiting’:

1. Selalu mengingat kesalahan pihak luar (bisa orang lain atau situasi) yang sudah lampau dan menjadikannya suatu prinsip/pedoman dalam

bertindak

2. Banyak mengkritik tapi tidak ada perubahan

3. Hobi membicarakan kelemahan orang lain tapi tidak mengetahui kelemahan dirinya sendiri sehingga ia hanya sibuk menarik kepiting-kepiting yang akan keluar dari baskom dan melupakan usaha pelolosan dirinya sendiri.

Seharusnya kepiting-kepiting itu tolong-menolong keluar dari baskom, namun yah… dibutuhkan jiwa yang besar untuk melakukannya…

Coba renungkan berapa waktu yang Anda pakai untuk memikirkan cara-cara menjadi pemenang. Dalam kehidupan sosial, bisnis, sekolah, atau agama. Dan gantilah waktu itu untuk memikirkan cara-cara pengembangan diri Anda menjadi pribadi yang sehat dan sukses
by : Image Hosted by ImageShack.us


Burung Elang dan Burung Gagak 0

Seekor burung Elang, dengan kekuatan sayapnya menyambar seekor anak domba dengan kukunya dan membawanya pergi jauh ke angkasa, seekor burung gagak melihat kejadian itu, dan terbayang dibenaknya sebuah gagasan bahwa dia mempunyai kekuatan untuk melakukan hal yang sama dengan burung elang tersebut

Dan dengan membuka sayapnya lebar-lebar kemudian terbang di udara dengan galaknya, dia meluncur kebawah dan dengan cepat menghamtam bagian punggung seekor domba, tetapi ketika dia mencoba untuk terbang kembali dia baru sadar kalau dia tidak bisa mengangkat domba tersebut dan dia tidak dapat terbang lagi karena kukunya telah terjerat pada bulu domba, walaupun dia mencoba untuk melepaskan dirinya, jeratan itu terlalu sulit untuk dilepaskan sehingga dia merasa putus ada dan tetap tinggal di atas punggung domba tersebut.

Seorang pengembala yang melihat burung gagak itu mengibas-ngibaskan sayapnya berusaha melepaskan diri, pengembala itu menyadari apa yang telah terjadi, pengembala itupun berlari dan segera menangkap burung itu dan mengikat dan mengurung burung gagak tersebut, setelah menjelang sore dia memberikan burung gagak itu kepada anak-anaknya di rumah untuk bermain.

"Betapa lucunya burung ini!" mereka sambil tertawa, "ini disebut burung apa ayah?"

"itu burung gagak, anakku. Tetapi jika kamu bertanya kepadanya, dia akan menjawab dia adalah dia seekor burung elang."

Jangan biarkan kesombonganmu membuat kamu lupa diri akan kemampuanmu.
by : Image Hosted by ImageShack.us


31 Juli 2012

Ternyata Hidup Itu Sederhana 0

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.
Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.”

Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.” Ibu menjawab: “Mengapa?” Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.”
Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.”

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.” Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.”
Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.”

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?” Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi.” Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana.”
Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.”

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.” Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.” Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.
Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.”

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?” Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”
Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.”
by : Image Hosted by ImageShack.us


29 Juli 2012

Seorang Pekerja Rendahan Menjadi Direktur Perusahaan Minyak Kelas Dunia 0

Tersebutlah seorang pemuda miskin, bertempat tinggal di negara Arab. Dia bekerja sebagai pekerja rendahan di salah satu perusahaan minyak terkemuka di sana.

Hari demi hari dia lalui dengan bekerja keras sebagai buruh, gajinya tidak seberapa, hanya cukup untuk makan sehari-hari. Sampai suatu hari dia merasa kehausan, sangat haus, kita bisa membayangkan betapa panas dan gersangnya di Arab sana.

Dia melihat ada botol air minum di meja, iapun bergegas meminumnya, namun sebelum air menyentuh bibirnya, dia tersentak dengan teriakan seorang insinyur. Heh, jangan kau minum air itu, air ini khusus untuk insinyur. Hentak seorang Insinyur orang Amerika.

Betapa sakit hatinya mendengar teriakan Sang Insinyur. Dirinya merasa terhina, hanya karena dia seorang pekerja rendahan, dia tidak bisa meminum segelas air, padahal dia sangat haus. Pemuda itupun bergumam apakah karena aku pekerja rendahan dan dia insinyur, sehingga aku tidak boleh meminum segelas air minum.

Sakit Hati Dijadikan Sebagai Motivasi

Hari demi hari dia jalani seperti biasa, bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun rupanya hinaan yang dia terima masih terngiang di kepalanya. Ada yang luar biasa dari si pemuda ini, dia menjadikan hinaan itu sebagai cambuk untuk memotivasinya untuk menjadi lebih baik.

Tingkat pendidikan yang dia sandang saat itu hanya lulusan SD, namun itu tidak menjadikan ia patah semangat. Dia melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP dan SMA di malam hari. Ya, siang ia bekerja, malam hari dia pergi ke sekolah. Kerapkali ia mengalami kelelahan, namun tidak digubrisnya.

Tuhan Merubah Nasib Si Pemuda Miskin

Sampai suatu hari, luluslah ia sebagai siswa lulusan SMA.
Perusahaanpun terkesan dengan kerja kerasnya selama ini, akhirnya iapun mendapatkan beasiswa belajar ke Amerika, tidak hanya S1 dia mendapatkan beasiswa hingga S2.

Singkat kata, ia lulus menyandang gelar S2 lulusan Universitas di Amerika. Ia dipanggil oleh perusahaan minyak dimana ia mengabdikan diri untuk kembali bekerja, namun tidak untuk menjadi pegawai rendahan, ia ditugaskan menggantikan posisi wakil direktur sebelumnya. Jabatan tertinggi yang bisa diduduki oleh orang lokal pada saat itu.

Rupanya Alloh merubah nasib si pemuda dan insinyur yang dulu menghina dia. Kini dia menjadi atasan dari seorang insinyur yang dulu pernah melarang dia meminum air.

Ada kejadian yang sungguh mengharukan, ketika si pemuda dimintai ijin oleh insinyur orang Amerika itu, ia meminta ijin untuk libur “Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam, atas kekasaran dan keburukan perilakuku di masa lalu”

Bagi sebagian besar orang tentu akan berpikir untuk balas dendam atas sakit hati yang dialaminya.

Namun sungguh mulia hati pemuda itu, dia tidak membalas sakit hatinya, melainkan berterima kasih atas hinaan yang didapatnya ketika itu. Dia berkata “Aku ingin berterimakasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu. Benar, dulu aku benci padamu. Tapi, setelah izin Allah, kamulah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini.”

Hikmah Dari Cerita Diatas

Sungguh luar biasa, kini ia memetik buah dari hasil kerja keras, kesabaran dan sikap positifnya.

Saya teringat firman Alloh SWT “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11

Si Pemuda Miskin tadi berhasil merubah nasibnya dari orang miskin menjadi orang terhormat, melalui kerja keras, kesabaran dan keikhlasannya dalam menjalani hidup.

Lalu, apakah hanya berhenti sampai disitu saja? Tidak, karirnya merangkak naik hingga ia menjabat sebagai Direktur. Sebuah jabatan yang kerapkali diduduki oleh Insinyur dari Amerika.

Dari cerita inspiratif diatas, kita bisa menarik benang merah bahwa:

Bukan masalah yang menjadi hambatan kita untuk maju, tapi sikap kita dalam menghadapi masalah tersebut. Setiap orang memiliki masalah yang berbeda bahkan sama, namun kenapa ada yang gagal dan berhasil. Letak perbedaannya pada sikap positif dalam menghadapi masalah.

Kisah dua orang di atas menyadarkan kita untuk tidak sombong dan putus asa. Jika saat ini kita sedang berada di puncak kesuksesan, janganlah sombong, begitupun sebaliknya ketika sedang berada dibawah, terhina, tersiksa oleh keadaan, janganlah putus asa, ubahlah nasib dengan kerja keras, kesabaran dan keikhlasan, niscaya Alloh akan merubahnya.

Siapakah Pemuda Itu?

Ali-bin-Ibrahim-Al-Naimi-menteri-saudi-arabiaCerita diatas adalah kisah nyata dari Ali bin Ibrahim Al-Naimi seorang pemimpin perusahaan minyak terbesar di Saudi Arabia, Aramco (Arabian American Oil Company). Ditangannya perusahaan ini semakin menggurita dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan. Saat ini Aramco menghasilakn 3.4 juta barrels (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Saudi Arabia dengan total cadangan 264 miliar barrels (4.20×1010 m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas.

Dengan prestasinya itu, Raja Arab memberikan kepercayaan kepada dia sebagai Menteri Perminyakan dari tahun 1995 sampai saat ini (2011).
by : Image Hosted by ImageShack.us


29 Februari 2012

Dhana Widyatmika, Lelaki di Pintu Surga 0

Ketika ibunya tengah sakit keras dan harus buang hajat di pembaringan, Dhana tidak tega menggunakan pispot karena menurutnya benda itu terlalu keras dan nanti bisa menyakiti tulang ibunya. Sebagai gantinya, ia menengadahkan kedua tangannya dengan beralaskan tisu untuk menampungnya.

Ia membuat beberapa orang yang bergaul dengannya merasa iri. Sebagian berkomentar, lelaki muda itu telah dekat dengan pintu surga. Beberapa yang lain berpendapat, sungguh beruntung ia merawat ibunda tercinta dengan kualitas maksimal. Namun, Dhana Widyatmika (33 tahun), putra pertama dari Ibu Sundari (59 tahun) itu hanya berucap, apa yang ia lakukan biasa-biasa saja.

“Saya tidak pernah merasa ini sesuatu yang hebat. Saya hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Ini kewajiban. Saya yakin semua anak juga akan melakukan hal yang sama,” ucapnya.

Ditemui di sela-sela rutinitasnya menjaga dan menemani sang ibu yang dua kali dalam seminggu harus cuci darah, Dhana mengisahkan, selama tiga belas tahun ini, ibu menjadi prioritas utama dalam hidupnya.

Ujian Bertubi-tubi

Semua berawal ketika bulan Februari 1995, Ibu Sundari divonis gagal ginjal

“Ibu batuk-batuk, mual. Saya pikir sakit biasa. Waktu dibawa ke rumah sakit, kadar ureumnya di atas 300, padahal orang normal harus di bawah 40. Artinya racun dalam darah sudah menumpuk. Jadi harus langsung cuci darah. Saat itu, kadar hemoglobin (Hb) Ibu hanya 3,4 sehingga harus transfusi darah, padahal ketika itu bulan puasa, persediaan darah di PMI sangat terbatas sehingga harus mencari donor darahnya,” terang Dhana yang ketika itu masih duduk di tingkat dua sebuah sekolah tinggi di Jakarta.

Sesungguhnya rasa duka kehilangan almarhum ayah dua tahun sebelumnya masih membekas di hati Dhana. Baginya, kepergian ayah menghadap Sang Maha Kuasa bagaikan kiamat kecil. “Saya tidak menyangka. Bapak masih gagah, karir sedang posisi menanjak, dan saya baru masuk kuliah,” kenangnya.

Masih segar dalam ingatannya, hari ketika ayahnya wafat. Dhana tengah sibuk mencari kaos kaki warna-warni di jatinegara sebagai salah satu syarat mengikuti ospek di kampusnya. “Waktu pulang saya lihat orang ramai, ternyata Bapak meninggal. Sangat mendadak. Saya tidak siap, tapi harus siap. Sebenarnya juga tidak tabah. Apalagi dua tahun kemudian Ibu menderita sakit berat. Kalau bicara mental jatuh, ini jatuh yang kedua. Kok belum selesai musibah yang saya alami dua tahun belakangn ini,” tuturnya.

Kepergian ayah menjadikan sulung dari dua bersaudara yang baru saja lepas SMA itu berubah menjadi kepala keluarga. Tak heran jika dialah yang pertama diberitahu dokter tentang keharusan ibunya untuk cuci darah. Sebuah kabar yang tentu tidak mudah didengar. “Awalnya Ibu tidak tahu. Ibu pikir hanya sekali cuci darah, setelah itu sembuh. Dokter panggil saya, katanya ini harus rutin cuci darah. Saya kepala keluarga dan memang harus menanggung semuanya,” kenangnya.

Dhana sendiri, meski sangat sedih mendengar kondisi kesehatan ibunya, namun saat itu ia merasa optimis, penyakit Ibu akan sembuh dan keadaan akan membaik kembali. “Shock, tapi tidak berpikir bahwa ini tidak bisa sembuh. Saat itu saya tidak menyadari. Dokter juga tidak bilang secara gamblang kalau tidak bisa sembuh. Tahun pertama belum merasa bahwa ini akan menjadi rutinitas. Saya anggap nanti akan ada akhir untuk sembuh,” ujarnya.

Keyakinan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya menyemangati Dhana dan ibunya untuk tak henti-hentinya mencari penyembuhan, baik medis maupun obat alternatif. Sejak 1995 hingga 2004, boleh dibilang semua pengobatan alternatif yang pernah dilihat di televisi pernah dicoba, namun hingga sekarang, ibunda Dhana tetap harus cuci darah.

Di awal mendengar vonis gagal ginjal, Ibu Sundari sempat mengalami masa-masa penolakan dan kesedihan. Penanganan cepat serta perawatan medis yang sangat memadai memang mampu mengembalikan kondisi fisiknya, kecuali ginjal. Namun keharusan cuci darah sangat menguras ketabahannya. Alhasil, di tahun pertama sejak ibunya sakit, Dhana lebih banyak mengerahkan segenap daya dan usaha untuk membantu mengangkat moril Sang Ibu.

“Secara fisik ibu agak bagus, tapi mentalnya down sekali. Setiap habis cuci darah, pulang, balik lagi ke rumah sakit. Lebih karena psikis. Kadang ada rasa tidak enak di badan, sampai di rumah sakit diperiksa dokter tidak ada apa-apa. Obatnya cuma istirahat. Ibu juga sering bertanya, kapan tidak cuci darah lagi,” tuturnya.

Selain stress karena sudah berusaha berbagai cara tapi tidak juga sembuh, proses cuci darah juga mengandung bagian yang cukup sakit dan menakutkan. “Ada saatnya Ibu merasa, ngapain hidup bergnatung mesin terus. Kalau besok mau dicuci sudah stress, memikirkan akan ditusuk jarum. Sampai sekarang pun Ibu masih selalu kesakitan waktu ditusuk. Saya sangat sedih melihatnya. Melihat orang yang saya cintai ,menderita, itu menjadi penderitaan juga bagi saya. Tapi saya berusaha bertahan. Kalau saya down, bagaimana dengan Ibu.”

Konsentrasi Merawat Ibunda

Sadar kondisi ibunya sangat labil, Dhana memutuskan konsentrasi sepenuhnya untuk menemani Ibu menjalani berbagai proses pengobatan. Tiap hari, sepulang kuliah, Dhana langsung ke rumah sakit. Menghabiskan malam di lantai di bawah tempat tidur ibunya menjadi bagian pola kehidupan Dhana. Menurutnya, posisi di bawah tempat tidur membuatnya cepat mengetahui kalau ada apa-apa. Pagi-pagi biasanya ia pulang sebentar sekadar berganti baju dan membersihkan badan, lalu kuliah. “Saya punya kos, tapi tidak pernah saya tinggali karena kondisi ibu sangat tidak stabil. Selama kuliah tidak sempat bersosialisasi dengan teman-teman karena waktunya tidak memungkinkan. Saya lebih banyak ke Ibu. Saya hanya meninggalkan Ibu ketika kuliah,” tuturnya.

Pilihan untuk mendahulukan Ibu di atas semua urusan lainnya, secara logika, sebenarnya tidak selalu mudah bagi Dhana, yang kebetulan kuliah di sekolah yang lumayan ketat dalam kedisiplinan (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara – Red. Fimadani). Ketika kondisi ibunya sedang sangat menurun, Dhana memilih tidka kuliah agar bisa menemani ibunya. Keputusan itu, bukan hanya melewatkan kesempatan mendengar materi kuliah langsung dari dosen, tapi juga membuatnya kesulitan mencapai batas absen yang diijinkan.

“Kuliah tidak masuk, saya tidak peduli. Saya lebih baik drop out daripada harus meninggalkan ibu saya. Itu yang saya yakini. Boleh dibilang saya tidak pernah belajar meski saat ujian. Bukan karena sombong, tapi memang tidak sempat. Saya sadar risikonya dan juga siap menanggungnya. Tidak pernah ada konflik batin ketika memutuskan itu. Prioritas saya untuk Ibu. Saya tidak pernah sedikitpun khawatir, bagaimana masa depan saya, bagaiman alau tidak lulus atau drop out. Terserah deh, hidup saya mau dibawa kemana. Saya ikut saja. Saya hanya berpikir bagaimana Ibu bisa nyaman, bisa tertolong dari kondisi ini,” jelasnya.

Dhana bersyukur karena ia sama sekali tidak ragu dan yakin menjalani keputusan mengesampingkan kuliah untuk merawat ibunya. Ia merasa, Allah yang membuat hatinya mantap. Selain itu ia berusaha melaksanakan pesan Ayah agar dia menjadi lelaki yang mampu bertnaggungjawab. Dhana mengenang, ketika ia memijit ayahnya, beliau berpesan, “Jika nanti ada sesuatu yang buruk menimpa keluarga, kaulah yang harus menggantikan tugas Bapak, dan kamu harus siap.”

“Saya pikir itu pembicaraan biasa. Saat Bapak meninggal, saya jadi ingat sekali pesan itu. Ketika Ibu sakit, saya semakin yakin, ini yang dimaksud Bapak. Mungkin pesan itu yang membantu saya untuk prioritas ke Ibu. Hanya Ibu, tidak ada hal lain yang saya pikirkan. Saya tahu, saya juga punya kehidupan sendiri yang harus saya tata, tapi saya yakin, saya tidak salah meninggalkan masa depan dan meilih Ibu. Itu keputusan dan komitmen saya. Biarlah masa depan tidak jelas, yang penting saya puas bisa mengabdikan diri pada orang tua,” ucapnya.

Usaha mencari kesembuhan fisik serta menjaga mental ibunya gar terus emangat menjalani pengobatan dilakukan Dhana tanpa henti. “Saya tidak pernah putus asa. Saya menikmati saja. Bahkan saya banyak belajar dari semua ini. Saya coba resapi. Pelajaran yang palin besar itu kesabaran. Kondisi ini membuat saya harus banyak mengalah, bersabar, dan menerima. Ini pasti ada maksudnya, ada hikmahnya,” ujarnya.

Pertolongan Allah itu Indah

Di tengah berbagai usaha yang menguras tenaga, waktu, dan tentu juga uang, Dhana justru kian merasakan betapa banyak kemudahan tak terduga. “Banyak hal aneh yang saya rasa kayaknya tidak mungkin kalau saya balik lagi, kondisi itu akan terjadi lagi,” kenangnya.

Dhana yang sering bolos kuliah, akhirnya harus menerima risiko tidak diperbolehkan mengikuti ujian oleh dosen yang kebetulan dikenal sangat disiplin dan tidak gemar menerima alasan apapun dari mahasiswa yang sering tidak hadir kuliah. “Saya mengahdap dosen itu, saya belum ngomong apa-apa, dia bilang, ya sudah ikut ujian saja. Banyak pertolongan di luar dugaan. Masalah obat juga. Ibu sangat membutuhkan obat, tapi kebetulan stock habis. Cari kemana-mana tidak ada, padahal ibu sangat membutuhkan dan harus cepat. Saya kirim kabar ke banyak kenalan, tidak lama ada yang memberitahu ada obat. gampang sekali,” tuturnya.

Selain itu, Dhana yang memutuskan tidak peduli masa depan asalkan ibunya bisa mendapatkan perawatan, obat dan segala yang terbaik, akhirnya bukan hanya mampu menyelesaikan sekolahnya hingga Pasca Sarjana, namun juga dalam kondisi yang sangat baik di pekerjaan maupun bisnis keluarga yang dikelolanya. “Saya merasa, ternyata ada yang menjaa saya. Kuliah bisa selesai tepat waktu, usaha membesar, dan banyak hal lainnya. Semua kemudahan itu, saya pikir justru tidak bisa saya dapatkan kalau kondisi saya normal-normal saja. Buat orang lain mungkin biasa saja, tapi bagi saya tidak. Ini Allah yang kasih,” ujarnya.

Semua kenyataan itu, ditambah dengan keyakinan pada ajaran agama yang memang memerintahkan agar setiap anak berbakti pada ibunya kian menguatkan Dhana untuk terus memegang komitmennya, mendahulukan kepentingan Ibu di atas semua urusan lainnya, termasuk memberi pengertian istri, kalau ada apa-apa antara Ibu dan istri, maka dia akan mendahulukan ibunya. “Saya sangat bersyukur diberikan pendamping seorang istri yang sangat mengerti dan memahami keadaan saya. Saya juga kadang-kadang bersenang-senang dan pergi ke mall, tapi pikiran terus terkoneksi dengan Ibu. Ketika sedang nonton, Ibu telepeon, saya bilang sedang di luar dan sebentar lagi pulang. Dan saya memang langsung pulang,” ucapnya.

Urusan Dunia pun Dipermudah

Soal bisnis, sudah biasa bagi Dhana untuk menjadwal ulang atau bahkan membatalkan pertemuan apapun, bila bersamaan dengan jadwal cuci darah ibunya. “Saya tidak peduli kehilangan kesempatan. Malah saya pikir itu lebih bagus. Daripada saya paksakan nanti malah kepikiran,” ujarnya.

Lagi-lagi kemudahan tak terduga juga kembali dirasakan Dhana ketika ia menunda sebuah pertemuan yang diprediksi akan mengalirkan keuntungan finansial dalam jumlah lumayan. Penundaan itu membuat rekan bisnisnya merasa heran dan mendesak ingin tahu penyebabnya. Dhana yang sebenarnya tidak gemar menceritakan kondisi keluarga akhirnya menjelaskan kalau hari itu dia harus mengantar ibunya cuci darah. Tak diduga, rekan bisnis itu malah sangat bersimpati dan hal itu mempermudah hubungan bisnis mereka karena dia merasa orang yang pedulidengan ibunya berarti juga orang yang bisa dipercaya.

Keseriusan Dhana menyesuaikan aktifitasnya dengan kondisi Ibu tidak berarti ia tidak smepat kemana-mana. Ke luar kota, bahkan ke lar negeri juga masih dilakukannya meski dengan berbagai persiapan ekstra. Jauh hari sebelum keberangkatan, ia berusaha maksimal agar kondisi Ibu dalam keadaan prima selama hari-hari kepergiaannya. “Kalau kondisi tidak bagus, saya tidak jadi pergi. Saya siapkan kandidat. tante saya datangkan seminggu sebelum berangkat. Saya training dulu. ketika ibu sudah merasa nyaman, baru saya tinggal,” turutnya.

Menampung Berak Ibunda dengan Kedua Tangan

Bagaimana supaya ibunya lebih nyaman, lebih bisa menikmati hidup, dan berkurang rasa sakitnya terus menjadi pusat pemikiran Dhana. Ketika ibunya tengah sakit keras dan harus buang hajat di pembaringan, Dhana tidak tega menggunakan pispot karena menurutnya benda itu terlalu keras dan nanti bisa menyakiti tulang ibunya. Sebagai gantinya, ia menengadahkan kedua tangannya dengan beralaskan tisu untuk menampungnya. “Saya biasa lihat kotoran Ibu. Dari baunya segala macam, saya bisa tahu apa makanan yang dimakannya. Warnanya kalau begini gimana, kalau ada darahnya berarti ambeien ibu sedang sedang kumat. Jadi, sekaligus memantau. Saya bilang ke pembantu, nggak apa-apa kamu jijik, itu memang bukan pekerjaan kamu, biar saya saja,” ujarnya.

Dhana menambahkan, selain agar ibunya nyaman, ia rela melakukan itu karena ia terpikir betapa dulu waktu masih kecil, ibunya juga sering melakukan hal serupa, bahkan mungkin lebih. “Ingatan dulu ibu juga melakukan ini sangat memotivasi saya. Ibu saya, melakukan lebih dibanding yang sekarang saya lakukan. kasih ibu itu luar biasa,” tuturnya.

Demi Kebahagiaan Ibunda

Ia juga mendukung sepenuhnya, dan menyediakan sarana maksimal, ketika Ibunya berniat kuliah di sebuah universitas islam untuk memperdalam agama. Bukan hanya menyediakan mobil dan sopir untuk antar jemput, namun ia juga kerap menemani ibunya terutama bila kesehatannya sedang menurun, tapi sang ibu tetap ingin kuliah.

Ketika kondisinya kian menurun, dan kemudian Ibu yang terbiasa aktif fan enerjik itu tidak bisa berjalan lagi, Dhana menelepon teman-teman kuliah ibunya agar mereka memindahkan kuliah ke rumahnya. Sejak itu, tiap hari Senin, ibu dan teman-temannya mengadakan pengajian di kediaman keluarganya di bilangan Jatiwaringin, Jakarta Timur.

“Ketika akhirnya bisa berjalan, Ibu drop lagi. Saya bilang, Ibu cuma tidak bisa jalan. Tapi yang lain tidak sakit. Tapi memang perlu waktu. Ada tindakan lain juga. Saya lebih intens bersama ibu. Saya pulang cepat. Saya tanya mau makan apa. Kalau ibu ingin sesuatu, secepatnya saya usahakan terpenuhi. Itu akhirnya bisa menaikkan mental lagi,” ujarnya.

Dhana mengakui, boleh dibilang ia over protective terhadap ibundanya. Saking inginnya sang ibu tetap nyaman dalam perjalanan, ia memilih membawa ibunya dengan ambulans untuk pulang pergi cuci darah meski sesungguhnya masih bisa duduk. Lagi-lagi dengan harapan ibunya akan lebih nyaman dan berkurang rasa sakitnya.

Ia sendiri yang menggendong Ibu dari ambulans ke tempat tidur dan sebaliknya. Ia juga dengan teliti menyiapkan sprei dan bantal sendiri untuk ibunya selama berada di ruang cuci darah yang berlangsung sekitar lima jam. Selama wawancara dengan Tarbawi pun, berkali-kali sempat terputus karena Dhana sibuk menggaruk dan mengusap bagian mana pun dari tubuh ibunya yang gatal, yang karena dalam posisi berbaring agak susah dilakukan sendiri oleh Ibu Sundari. Semuanya ia lakukan dengan lembut dan wajah cerah.

Kesyukuran dan Kesabaran

Kini sudah tiga belas tahun Dhana mengarungi hari-hari yang sepenuhnya ia persembahkan untuk Ibunya. Ia mengungkapkan dari seluruh kejadian yang ia alami, satu-satunya yang membuatnya stress dan sedih adalah ketika menyaksikan ibunya kesakitan. “Saya tidak tega melihat ibu sakit. Kalau bisa saya gantikan sakitnya, saya akan gantikan,” ujarnya.

Dhana mengakui, ia selalu meyakinkan dirinya sendiri, bahwa kondisi ibunya tidak menurun, dan karena itu , ia berharap Tuhan belum akan memanggil ibunya. “Secara fisik ya, dulu bisa berjalan sekarang tidak. Saya punya keyakinan, itu hanya masalah tulang saja. Tapi oragn-organnya selain ginjal baik. Saya selalu minta cek keseluruhan sebulan sekali,” ucapnya.

Menghabiskan belasan tahun mengabdi pada Ibu bukan berarti Dhana telah puas membahagiakan perempuan yang melahirkannya itu. Ia merasa masih ada keinginan Ibu yang belum bisa dipenuhinya, yaitu mendapatkan cucu dari Dhana yang telah menikah namun belum dikaruniai momongan.

Di mata Dhana, Ibu yang kini kerap digendongnya untuk dipindahkan dari tempat tidur ke tempat tidur yang lain tetap sosok yang luar biasa yang dicintai sekaligus dikaguminya. ia selalu teringat, ketika ayahnya wafat, ibunya begitu tabah, bahkan sempat mencoba berbisnis serta melakukan berbagai hal untuk melindungi masa depan kedua putranya, sebelum akhirnya jatuh sakit.

Selain tegar dan penuh cinta kepada kedua putranya, Dhana juga mengagumi kataatan Ibunya menjalankan ibadah. Meski sambil berbaring, ibunya tidak pernah putus shalat, bahkan mampu membaca Al Quran setiap hari. “Ibu punya energi untuk melakukan ibadah yang saya tidak miliki. Itu yang saya kagumi karena saya belum memiliki ketaatan seperti yang dimiliki Ibu. Itu mempengaruhi saya untuk dekat sama Allah. Saya seperti ini karena doa beliau,” tuturnya.

Dhana yakin, ia menjadi seperti sekarang ini, dimudahkan dalam banyak urusan kerja maupun lainnya, semua berkat da dari ibunya. “Saya merasa doanya itu luar biasa melindungi saya. Ridha Ibu itu nomor satu. Meski dalam kondisi sakit, berkah dari ridha Ibu tidak berubah. Misalnya sama Ibu sedang tidak enak, tegang, saya tidak berangkat ke kantor atau meninggalkan Ibu sebelum masalah clear. Ibu harus tertawa dulu atau tenang. paling tidak sudah bisa memaafkan saya, baru bisa enak berangkat kerja,” tandasnya.

Namun ia mengakui, bertambahnya usia memang ada hal-hal yang dia lakukan untuk melindungi ibunya. Bila dulu semasa kecil atau remaja dia sering menceritakan segala kesulitan pada Ibu, kini dia memilih untuk menyeleksi ketika hendak menceritakan masalahnya. “Kalau saya sednag ada masalah, paling saya bilang, doain ya, Bu. Saya hanya cerita detail untuk hal yang menyenangkan,” turutnya.

Berulangkali Dhana menyatakan rasa syukur karena ketika ibunya jatuh sakit belasan tahun sailam, ia menetapkan prinsip untuk menempatkan Ibu sebagai prioritas dalam hidupnya. “Say bersyukur karena telah mengambil langkah yang tepat. Kalau saya pilih masa depan, masa depan belum tentu dapat dan saya kehilangan sesuatu yang harusnya saya lakukan. Saya bersyukur, sangat bersyukur dengan kondisi seperti ini. Orang lain mungkin bilang kasihan, tapi saya bersyukur,” ujarnya.

Bagi Dhana, berlelah-lelah, dalam suka dan duka merawat Ibu, akhirnya membuahkan banyak pelajaran tentang kehidupan. Kesabaran, penerimaan, semua itu begitu dalam maknanya bagi Dhana. kesabaran pula lah, salah satu pelajaran berharga yang diakuinya turut memperbaiki kualitas dunia batinnya yang membuat nya merasa telah menjalani hidup penuh arti. Perjalanan hidup yang tak sekadar mengikuti proses biologis, namun juga menjadi perjalanan menuju pemahaman hakikat hidup dan juga hakikat mati.

disalin dari Majalah Tarbawi Edisi 164 Th.8/Ramadhan 1428 H/21 September 2007 M
by : Image Hosted by ImageShack.us


14 Penyebab Terhambatnya KARIR Di Pekerjaan 0

Jangan dulu memberi cap atasan pilih kasih bila karier Anda sering kali disalip anak baru. Kadang, hal yang kita sepelekan justru yang bikin kita tak dapat promosi.

Berikut 14 faktor penghambat karier yang wajib masuk black list:

1. Telat rapat

Sesekali datang telat saat rapat masih bisa dimaklumi, tetapi jika sudah keseringan dan jadi kebiasaan, mencerminkan sikap tak menghargai atasan, bahkan perusahaan.
Tips: Aktifkan alarm 2 jam sebelum berangkat kerja atau mulai rapat.

2. Bekerja ala kadarnya

Walau si bos tak pernah komplain atas pekerjaan yang Anda buat, jangan senang dulu, siapa tahu Anda dinilai biasa-biasa saja. Penilaian standar bisa membuat Anda tak dilirik sama sekali.
Tips: Mintalah penilaian atasan terhadap performa kerja Anda.

3. Suka menunda

Kalimat "Nanti dulu, ah, kan masih banyak waktu" ternyata tak hanya berpotensi membuat pekerjaan menumpuk, tetapi bisa membuat Anda dianggap meremehkan pekerjaan.
Tips: Jangan sampai Anda terlihat keteteran, apalagi sampai telat mengumpulkannya.

4. Lupa, lupa, lupa...

Lupa bukan lagi alasan, tetapi dianggap sebuah keteledoran yang bisa merugikan perusahaan.
Tips: Manfaatkan buku agenda atau to do list di ponsel kesayangan.

5. "Single player"

Ingin selalu terlihat menonjol bisa membuat rekan tak betah bekerja dengan Anda. Padahal, kebersamaan tim juga masuk dalam penilaian kinerja.
Tips: Yakinlah, Anda tetap membutuhkan orang lain untuk mencapai sukses, walau berupa dukungan.

6. "Childish"


Mengambek karena ditinggal makan siang atau menangis setelah bos mengkritik hasil kerja, sebaiknya jangan dilakukan karena itu memberi kesan Anda belum siap bekerja.
Tips: Perlihatkan kalau Anda mandiri dan profesional.

7. Sombong

Mudah terlena dengan pujian dan terlalu asyik pamer bisa membuat Anda lupa untuk mempertahankan prestasi, di samping memberikan kesempatan pihak lain untuk "menyalip".
Tips: Pamer terkadang perlu, tetapi jangan lupa mempertahankan kinerja, ya.

8. Tidak memiliki prioritas


Tugas utama sering kali terganggu akibat menyelesaikan tugas sampingan. Hati-hati, kerja serabutan seperti ini menunjukkan manajemen kerja yang buruk.
Tips: Buatlah daftar pekerjaan sesuai deadline, lalu selesaikan satu per satu.

9. Fokus terbagi


Pekerjaan yang seharusnya bisa selesai dalam waktu satu jam, bisa jadi "molor" seharian gara-gara online terus. Jika dalam posisi ini kinerja Anda sudah lambat, apalagi jika naik jabatan? Upss....
Tips: Offline sejenak saat Anda sedang bekerja. Online-lah saat jam istirahat.

10. Menolak kritik

Mencari-cari alasan bukanlah cara yang tepat untuk menanggapi kritikan dari atasan. Ini memberi kesan kalau Anda tak ingin disalahkan dan mencari kambing hitam.
Tips: Terima kritik dengan positif. Kalau tak sesuai, bicarakan baik-baik.

11. Terlibat konflik

Perang dingin dengan rekan kerja malah menambah daftar musuh yang menghambat jalan Anda. Apalagi sampai membuat masalah dengan atasan, pupuslah harapan untuk naik jabatan.
Tips: Jaga hubungan baik dengan semua orang di kantor. Tak perlu diambil hati jika ada ucapan atau sikap yang tidak mengenakkan dari rekan kerja.

12. Kurang bergaul

Memiliki kinerja baik tak akan pernah cukup. Masalahnya, kesempatan kadang datang dari orang yang tak pernah diduga sebelumnya.
Tips: Tebarkan pesona Anda. Jangan ragu untuk menyapa sauda "satu atap" walau dari divisi berbeda.

13. "Miss Keluh"

Gemar mengeluh tentang pekerjaan atau menjelek-jelekkan atasan bisa menurunkan kredibilitas. Pasalnya, ini menunjukkan kalau Anda kurang dapat mengendalikan emosi dan tak bisa menjaga nama baik perusahaan.
Tips: Tak semua hal bisa dicurhatkan, ada hal-hal yang sebaiknya disimpan sendiri, termasuk ketidaksukaan Anda kepada atasan.

14. Kurang pede memberi ide


Ide merupakan wujud eksistensi. Jika hanya disimpan dalam hati, Anda hanya akan dipandang pasif dan tak memiliki andil.
by : Image Hosted by ImageShack.us


28 Februari 2012

8 Tips Sederhana Untuk Atasi Rasa Malu dan Kurang Percaya Diri 0

Pernahkah kita merasa tidak yakin, tidak percaya diri ataupun minder juga malu karena kita memiliki kekurangan atau bahkan kelemahan yang menghambat kita dalam mewujudkan impian dan harapan kita? Manusiawi bila pernah kita alami hal hal tersebut diatas, namun bagaimana upaya dan tips untuk mengatasinya mari kita simak dan renungkan bersama 8 Tips hal dibawah ini. Mudah mudahan bisa membuat Anda semakin percaya diri tidak lagi minder dan memberikan keyakinan lebih pada diri Anda

1. Apa yang menyebabkan kamu merasa minder dan rendah diri ?

Karena merasa banyak kekurangan? Karena merasa tidak mampu melakukan apa yang orang lain bisa lakukan? Kita tidak harus selalu memandang ke atas. Kita juga tidak perlu menjadi orang lain. Jadilah diri sendiri dan itu sudah cukup menyenangkan. Mengenali potensi diri dan mengembangkannya adalah cara terbaik untuk meningkatkan rasa percaya diri. Jadi tidak perlu yang namanya malu atau minder.

2. Siapa saja orang orang yang buat kamu malu dan minder?

Orang orang yang baru kamu kenal? Orang orang yang menurut kamu punya derajat lebih tinggi dari kamu? Oke, mulailah dengan mengubah cara berfikir kamu. Setiap manusia adalah sama. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing bahkan untuk orang orang yang kamu anggap sempurna. Mereka sama seperti kamu, seperti saya, maka tidak ada alasan untuk merasa minder.

3.Berhentilah memikirkan kekurangan-kekuranganmu

Terimalah diri kamu apa adanya. Jadikan kekurangan kamu sebagai kelebihan. Tukul Arwana, adalah contoh yang tepat dalam hal ini. Lihat, bagaimana dia memaksimalkan kekurangannnya menjadi kelebihan yang justru tidak dimiliki orang lain. Selalu menutupi kekurangan hanya akan membuat kamu semakin terpuruk dalam sikap minder dan rendah diri.

4.Memperluas pergaulan

Bergaullah dengan orang orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Pelajari cara cara mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Cara mereka berkenalan dengan orang baru, cara mereka memperlakukan orang lain, cara menyikapi sebuah masalah, cara mengatasi situasi, dan lain lain. Banyak hal yang bisa kamu pelajari dan praktekan sendiri.

5.Mulailah belajar bertanya kepada orang baru

Belajar bertanya? Yups, bagi orang orang yang bukan pemalu bertanya kepada orang baru bukan sebuah masalah besar. Tapi, keadaan berbeda dengan orang orang pemalu. Rata rata dari mereka jarang sekali memulai pembicaraan atau sebuah pertanyaan. Hal ini hanya bisa dimengerti oleh orang yang sama sama pendiam.

6.Perhatikan penampilan

Mulailah memperhatikan penampilan kamu terutama saat keluar dari rumah. Penampilan yang baik dan maksimal dapat membantu kamu meningkatkan rasa percaya diri. Kamu tidak akan merasa minder dan malu saat bertemu dengan orang lain karena kamu sudah tampil All out. Menampilkan yang terbaik. Silakan baca artikel saya 8 Tips Agar Tampil Menarik.

7.Selalu bersikap tenang

Kesalahan utama orang orang pemalu adalah kurangnya self control (pengendalian diri). Terutama jika berada dalam situasi yang tertekan dan asing. Grogi, cemas, salah tingkah, berkeringat adlah beberapa indikasi seseorang sedang berada dalam tekanan. Sebenarnya hal itu bisa diatasi dengan beberapa tips ringan. Mengambil nafas dalam dalam dan menghembuskannya secara perlahan akan membuat kita merasa sedikit lebih rileks dan tenang. Singkirkan imajinasi negatif kamu mengenai apa yang sedang kamu hadapi. Hilangkan pemikiran bahwa orang orang sedang memperhatikan kamu dan berfikir negatif tentang kamu. Faktanya, semua berjalan biasa biasa saja tidak seperti apa yang kamu pikirkan. Semua hal negatif kamu itu hanya ada dalam imajinasi kamu saja

8.Coba sesuatu yang baru

Sering mencoba hal-hal baru akan lebih membuka wawasan serta pandangan kamu tentang hidup dan kehidupan. Yang pada akhirnya akan memberi kita sebuah pemahaman bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Semua manusia adalah sama. Kita punya kekurangan mereka juga. Mereka punya kelebihan kita pun memilikinya. Mereka bisa, maka kita juga bisa..! “Keterbatasan hanyalah sebuah kesalahan dalam cara kita berfikir.” Seharusnya kita tidak memiliki satu pun alasan untuk merasa minder dan rendah diri..!

by : Image Hosted by ImageShack.us


24 Februari 2012

Merubah Takdir = Merubah Jalan Hidup 0

Keberhasilan adalah hak setiap orang. Ya, itu memang tak terkecuali diriku. Diriku yang berasal dari jauh dari tempatku kini berada, mencoba mencari peruntungan dalam perantauan yang lama, dalam hal pendidikan dan dalam hal penghasilan. Walaupun masih duduk di bangku SMA, tetap aja terasa hidup dalam perantauan, meskipun belum seutuhnya mengenal arti kehidupan yang sesungguhnya. Hidup yang keras, sulit ,penuh dengan lika-liku, tebing yang terjal dan sesekali berada di puncak dan tak jarang pula berada di lembah penuh kesedihan dan keputusasaan

Menjadi pribadi yang berhasil dan membanggakan memang tak mudah dan perlu waktu yang lama, faktor kerja keras dan keyakinan tidaklah cukup, keberuntungan adalah menjadi faktor yang penting pula, karena jalan hidup yang kita lalui adalah jalan Tuhan , atau bisa dibilang takdir.

Bisakah kita merubah takdir ?
Menurut saya bisa, dan memang bisa. Tuhan tak akan merubah kita sebagai umatnya tanpa kita sendiri yang mengubahnya. Bagaimana caranya ? Berpikirlah.. Dan jangan coba-coba Anda ingin sukses dengan jalan pintas yang tidak pantas, yakinilah jalan pintas yang seperti itu justru akan menambah kesengsaraan dan kemalangan dalam hidup Anda.
Berusaha terus menerus tanpa kenal lelah dan putus asa adalah kuncinya, jika menemukan jalan buntu cari jalan lainya jangan terpaku hanya dalam satu jalan saja yang sebenarnya ada jalan lain yang lebih membahagiakan dan menguntunkan.

Berinovasilah, inovasi tak hanya dalam dunia bisnis juga bisa anda terapkan dalam kehidupan anda, dengan berinovasi, masalah yang sedang menerpa Anda akan terlewatkan.

Belajar. Belajar untuk menambah ilmu adalah jalan yang terbaik jika Anda mengalami kegaggalan, itu berarti anda belum siap dengan kesuksesan yang ingin Anda raih, dengan belajarlah anda akan dapat peluang yang lebih besar nantinya.

Berdoalah, yakinilah bahwa semua kegagalan dan kesuksesan yang anda terima adalah titipan dari Tuhan yang suatu saat nanti akan di ambil olehNya.
by : Image Hosted by ImageShack.us


15 Februari 2012

Mengatur Waktu Dengan Baik 0

Waktu adalah uang. Karenanya kita harus benar-benar menghargai waktu . Jangan sampai kita membuang waktu sia-sia , semuanya itu terlalu berharga. Kalau kita mau menilik sebentar saja kehidupan di dunia ini banyak sekali orang yang membiarkan waktunya berjalan begitu saja tanpa ada yang dikerjakan begitu juga sebaliknya…banyak orang yang menghabiskan waktunya untuk bekerja tanpa memperdulikan keluarganya
Berikut tips untuk dapat mengatur waktu dengan baik :

1. Rencanakanlah hari kita setiap pagi dengan menuliskan hal-hal yang wajib untuk dilakukan . Tandai setiap pekerjaan yang telah diselesaikan pada hari itu .

2. Jangan mengunjungi teman sebelum terlebih dahulu memberikan kabar kepadanya atau menghubunginya lewat telepon .

3. Senantiasa menyimpan pulpen, kertas, dan buku catatan dalam kantong bajumu, untuk mencatat setiap rencana yang akan dilakukan .

4. Rencanakan waktu istirahat dan usahakan supaya berbarengan

5. Manf’atkan waktu dengan membaca, menghafal, dan pekerjaan positif lainnya .

6. Jika membuat janji , maka tegaskanlah bahwa kedua belah pihak telah menyetujui waktu, tempat, dan alamatnya secara meyakinkan .

7. Perkirakanlah lama perjalanan menuju tempat yang dijanjikan dan tambahkanlah beberapa saat(baca:menit), sebagai kehati-hatian atas hal-hal yang tidak terduga sehingga dapat sampai tepat pada waktunya .

8. Persiapkanlah alat-alat/rujukan yang dibutuhkan ada ditangan Anda sebelum memulai pekerjaan, apakah pekerjaan itu memasak (bagi ibu-ibu), atau menulis makalah, atau mempersiapkan ceramah , atau pekerjaan lainnya.

9. Jauhilah orang-orang yang suka mencuri waktu Anda yang memiliki sikap egois.

10. Janganlah mengambil keputusan untuk pergi dalam rangka menyelesaikan sebuah pekerjaan jika memungkinkan diselesaikan dengan menulis surat/menghubunginya lewat telepon .

11. Jika ada beberapa keperluan kecil/ada beberapa barang yang harus dibeli, maka catatlah dalam daftar yang memuat seluruh keperluan tersebut .

12. Luangkan waktu untuk keluarga anda sekedar untuk makan , belanja atau berlibur bersama
by : Image Hosted by ImageShack.us



 

My Yahoo

Kamus Online

Plagiarism

Protected by Copyscape Online Plagiarism Finder

Indonesian Blogger

Banner iskaruji dot com
Copyright 2010 Inspirasi Hidup. All rights reserved.
Themes by Bonard Alfin l Home Recording l Distorsi Blog