Secara matematis setiap orang memiliki waktu yang sama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, dan 365 hari dalam setahun. Namun jarang, mungkin tak ada, orang yang merasa memiliki cukup waktu untuk hidupnya. Setiap orang selalu merasa kekurangan waktu. Waktu terasa begitu cepat berlalu dan setelah itu penyesalan menghampiri karena kita gagal menggunakan waktu dengan optimal.
Pengingat akan pentingnya waktu biasanya datang melalui peristiwa tragis yang tak bisa diperbaiki. Kehilangan orang-orang terdekat, seperti anak atau istri, mengingatkan kita bahwa selama ini kita belum begitu sempurna menyayangi mereka karena waktu kita habis oleh pekerjaan.
Hari Sabtu dan Minggu yang seharusnya jadi milik mereka, terampas juga oleh kegiatan lain untuk memuaskan klien, mitra bisnis, atau lainnya. Ketika anak dan istri meminta waktu untuk sekadar menemani pergi ke toko buku atau berolahraga pagi di hari libur pun, kita justru beralasan harus bekerja keras demi mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, demi masa depan yang lebih baik.
Ironis, memang, sementara kita berjuang mati-matian, bekerja membanting tulang untuk mengumpulkan harta yang sebenarnya untuk mereka (keluarga), kita justru tak bisa menggunakannya untuk mensejahterakan atau membahagiakan mereka.
Karena itu, sesibuk apapun kita, jangan sia-siakan untuk memberi waktu juga bagi keluarga, karena selama ini kita berjuang untuk mereka.
Pengingat akan pentingnya waktu biasanya datang melalui peristiwa tragis yang tak bisa diperbaiki. Kehilangan orang-orang terdekat, seperti anak atau istri, mengingatkan kita bahwa selama ini kita belum begitu sempurna menyayangi mereka karena waktu kita habis oleh pekerjaan.
Hari Sabtu dan Minggu yang seharusnya jadi milik mereka, terampas juga oleh kegiatan lain untuk memuaskan klien, mitra bisnis, atau lainnya. Ketika anak dan istri meminta waktu untuk sekadar menemani pergi ke toko buku atau berolahraga pagi di hari libur pun, kita justru beralasan harus bekerja keras demi mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, demi masa depan yang lebih baik.
Ironis, memang, sementara kita berjuang mati-matian, bekerja membanting tulang untuk mengumpulkan harta yang sebenarnya untuk mereka (keluarga), kita justru tak bisa menggunakannya untuk mensejahterakan atau membahagiakan mereka.
Karena itu, sesibuk apapun kita, jangan sia-siakan untuk memberi waktu juga bagi keluarga, karena selama ini kita berjuang untuk mereka.
Related Article:
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar